Soal Uji Kompetensi Ners Keperawatan Jiwa
1. Seorang
perempuan, 32 tahun dirawat di RSJ karena sering mengancam tetangga sekitar dan
merusak barang-barang di rumah. Hasil pengkajian saat ini didapatkan tampak
wajah tegang, berbicara kasar dan suara tinggi.
Apakah
masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a.
Isolasi
sosial
b.
Resiko
bunuh diri
c.
Perilaku
kekerasan
d.
Defisit
perawatan diri
e.
Halusinasi
pendengaran
Pembahasan:
Alasan Jawaban bukan A: Tanda gejala mayor dari
isolasi social adalah ingin sendiri, merasa tidak aman di tempat umum, menarik
diri, menolak atau enggan berinteraksi dengan orang lain.
Alasan Jawaban Bukan B: Tanda gejala mayor dari resiko
bunuh diri adalah memunyai riwayat percobaan bunuh diri, mengungkapkan
keinginan untuk mengakhiri hidup
Alasan Jawaban C: Hasil pengkajian seperti wajah
tegang, berbicara kasar dan suara tinggi, mengancam serta merusak barang
merupakan tanda gejala mayor pada pasien perilaku kekerasan
Alasan Jawaban Bukan D: Tidak ada tanda gejala mayor
dari defisit perawatan diri seperti menolak perawatan diri, tidak mampu mandi,
makan, ke toilet dan berhias secara mandiri, kurang minat dalam melakukan
perawatan diri
Alasan Jawaban Bukan E: Tidak ada tanda gejala mayor
dari halusinasi dengar seperti mendengar suara atau bisikan, distorsi sensori,
respon tidak sesuai bersikap seolah mendengar suara sesuatu
Kunci
Jawaban: C. Perilaku Kekerasan
Referensi:
PPNI (2017) Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia. 1st edn. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI
2. Seorang
laki-laki 40 tahun didiagnosa Penyakit Jantung Koroner (PJK), dokter
merencanakan tindakan pembedahan untuk pemasangan ring jantung. Saat pengkajian
klien merasa khawatir, tampak tegang dan sulit tidur.
Apakah
masalah keperawatan pada kasus tersebut?
a. Ansietas
b. Keputusasaan
c. Ketidakberdayaan
d. Defisit
perawatan diri
e. Halusinasi
pendengaran
Pembahasan:
Alasan Jawaban A: Khawatir, tampak tegang dan sulit
tidur merupakan tanda gejala mayor dari ansietas
Alasan Jawaban Bukan B: Tanda gejala mayor dari
keputusasaan adalah ungkapan rasa putus asa dan berperilaku pasif.
Alasan Jawaban Bukan C: Tanda gejala mayor pada pada
ketidakberdayaan adalah ungkapan rasa frustasi atau ketidakmampuan melaksanakan
aktivitas sebelumnya dan bergantung pada orang lain.
Alasan Jawaban Bukan D: Tidak ada tanda gejala mayor
dari defisit perawatan diri seperti menolak perawatan diri, tidak mampu mandi,
makan, ke toilet dan berhias secara mandiri, kurang minat dalam melakukan
perawatan diri
Alasan Jawaban Bukan E: Tidak ada tanda gejala mayor
dari halusinasi dengar seperti mendengar suara atau bisikan, distorsi sensori,
respon tidak sesuai bersikap seolah mendengar suara sesuatu
Kunci Jawaban: A. Ansietas
Referensi:
PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
1st edn. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
3. Seorang
laki-laki 20 tahun, datang ke Poliklinik Jiwa karena menyakiti dirinya sendiri
dan orang lain. Hasil pengkajian menunjukkan perilaku muncul sejak 3 hari yang
lalu akibat diputus oleh pacarnya, berbicara keras, mata melotot dan mempunyai
riwayat ditinggal meninggal Ibunya satu tahun yang lalu.
Apakah faktor
predisposisi pada kasus tersebut?
a. Menyakiti
dirinya sendiri dan orang lain
b. Ditinggal
meninggal Ibunya
c. Putus
dengan pacar
d. Berbicara
keras
e. Mata
melotot
Pembahasan:
Alasan Jawaban Bukan A: Menyakiti dirinya sendiri dan
orang lain merupakan tanda gejala gejala dari perilaku kekerasan
Alasan Jawaban B: Faktor predisposisi merupakan faktor
resiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan jiwa. Ditinggal
meninggal ibunya merupakan faktor resiko pasien ditinggal oleh orang yang
dicintai.
Alasan Jawaban Bukan C: Putus dengan pacar merupakan
faktor pencetus pasien mengalami gangguan jiwa
Alasan Jawaban Bukan D: Berbicara keras merupakan
tanda gejala dari perilaku kekerasan
Alasan Jawaban Bukan E: Mata melotot merupakan tanda
gejala dari perilaku kekerasan
Kunci
Jawaban: B. Ditinggal meninggal Ibunya
Referensi:
Yusuf, A., Fitriyasari, R. and Nihayati, H. (2015) Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
4. Seorang
perawat memberikan asuhan keperawatan pada pasien di Ruang
Boegenvile. Saat berkomunikasi dengan pasien, perawat menyilangkan
kaki dan asik bermain telepon serta tidak menatap lawan bicaranya.
Apakah aspek yang harus dikembangkan oleh perawat pada kasus tersebut?
a. Menghadirkan diri secara terapeutik
b. Komunikasi verbal dan non verbal
c. Dimensi tindakan
d. Dimensi respon
e. Empati
Pembahasan:
Alasan Jawaban A: Menghadirkan diri secara terapeutik
merupakan bentuk fisik sikap yang diperlukan oleh perawat dalam komunikasi
terapeutik seperti berhadapan, menjaga kontak mata, terbuka, rileks dan sedikit
membungkuk saat berkomunikasi dengan pasien.
Alasan Jawaban bukan B: Komunikasi verbal dan nonverbal
merupakan teknik dalam komunikasi. Contoh teknik verbal: bercerita,
biblioterapi, melengkapi kalimat sedangkan
nonverbal seperti nada suara, ekspresi
Alasan Jawaban Bukan C: Dimensi tindakan merupakan bentuk
psikologis dari sikap dalam komunikasi terapeutik contoh konfrontasi,
kesegeraan, katarsis
Alasan Jawaban Bukan D: Dimensi respon merupakan bentuk
psikologis dari sikap dalam komunikasi terapeutik contoh ikhlas, menghargai,
empati, konkrit
Alasan Jawaban Bukan E: Empati merupakan kemampuan perawat
untuk memasuki pikiran dan perasaan klien sehingga dapat merasakan apa yang
sedang dirasakan dan dipikirkan klien
Kunci jawaban: Menghadirkan diri secara
terapeutik
Referensi:
Yusuf, A., Fitriyasari, R. and Nihayati, H. (2015) Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
5. Seorang
perawat di ruang A melakukan asuhan keperawatan pasien dengan kanker Rahim.
Saat pengkajian, tampak pasien menangis dan mengatakan “kenapa hal ini harus
terjadi pada saya?”
Apakah respon
yang tepat dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
a.
Active listening
b.
Eksploring
c.
Validation
d.
reflecting
e.
restating
Pembahasan:
Alasan Jawaban A: Active listening merupakan teknik
komunikasi terapeutik dengan cara mendengarkan secara aktif dan digunakan untuk
focus pada pasien dan perspektifnya
Alasan Jawaban bukan B: Teknik komunikasi terapeutik untuk
mempelajari suatu topik lebih dalam
Alasan Jawaban Bukan C: Teknik komunikasi terapeutik dengan
cara menanyakan kembali pada pasien hal yang kurang jelas bagi perawat tentang situasi yang dihadapi pasien
Alasan Jawaban Bukan D: Teknik komunikasi dengan cara
mengembalikan pikiran dan perasaan klien.
Alasan Jawaban Bukan E: Restating atau mengulang pikiran
utama yang diekspresikan klien
Kunci jawaban: A. Active listening
Referensi:
Rudi Hartono (2013), Etika Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis, Gosyen
Publishing, Jogyakarta.
6. Laki-laki
35 tahun dirawat di ruang bangsal RSJ. Hasil pengkajian pasien didiagnosa
depresi berat, sering murung dan penurunan nafsu makan. Dokter memutuskan
pemberian terapi ECT (electro Convulsi Therapi) kemudian menjelaskan informasi
singkat terkait ECT serta perawat memberitahuan kepada Keluarga untuk
menandatangani formulir tersebut.
Apakah prinsif etik yang dilanggar perawat pada kasus tersebut?
a. Justice
b. Fidelity
c. Veracity
d. Autonomy
e. Beneficence
Pembahasan:
Alasan Jawaban bukan A: Justice merupakan prinsip adil
dalam kode etik
Alasan Jawaban bukan B: Fidelity merupakan kode etik dalam
bentuk komitmen menepati janji kepada
pasien
Alasan Jawaban Bukan C: Veracity artinya benar, dalam
keperawatan perawat harus menyampaikan kebenaran kepada pasien
Alasan Jawaban D: Autonomy artinya mempunyai kemampuan
untuk membuat keputusan sendiri. Semua tindakan yang menyangkut pada pasien
harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pasien atau dari keluarganya
Alasan Jawaban Bukan E: Beneficence artinya baik, semua
bentuk pelayanan kesehatan harus membawa
manfaat bagi pasien dan tidak merugikan bagi pasien.
Kunci jawaban: D. Autonomy
Referensi:
Rudi Hartono (2013), Etika Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis, Gosyen
Publishing, Jogyakarta.
7. Laki-laki
perempuan tahun dirawat di ruang PICU. Hasil pengkajian pasien mengamuk,
merusak barang-barang di sekitar dan melukai orang yang dekat dengan dirinya.
Perawat memutuskan untuk melakukan fiksasi untuk melindungi pasien dan orang
lain dan akan melepaskan fiksasi apabila pasien sudah tenang. Ketika fiksasi
dilepas, ternyata fiksasi terlalu kencang dan membuat pergelangan tangan pasien
mengalami kemerahan.
Apakah prinsif etik yang dilanggar perawat pada kasus tersebut?
a. Justice
b. Fidelity
c. Veracity
d. Autonomy
e. Non-Beneficence
Pembahasan:
Alasan Jawaban bukan A: Justice artinya
adil, dimana dalam praktiknya perawat harus menjunjung standart praktik agar
semua pasien mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sama
Alasan Jawaban bukan B: Fidelity
merupakan kode etik dalam bentuk komitmen menepati janji kepada pasien
Alasan Jawaban Bukan C: Veracity artinya
benar, dalam keperawatan perawat harus menyampaikan kebenaran kepada pasien
Alasan Jawaban bukan D: Autonomy artinya
mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan sendiri. Semua tindakan yang
menyangkut pada pasien harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
pasien atau dari keluarganya
Alasan Jawaban E: Non-Beneficence
artinya tidak merugikan pasien, dimana segala bentuk tindakan pasien tidak
membuat pasien cedera, sedangkan pada kasus ini pasien mengalami kemerahan pada
pergelangan tangan akibat fiksasi
Kunci
jawaban: E. Non-Beneficence
Referensi:
Rudi Hartono (2013), Etika Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis, Gosyen
Publishing, Jogyakarta.
8. Seorang
perawat Puskesmas bertugas untuk melakukan
kunjungan di rumah warga. Salah satu rumah memiliki anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa dan ditempatkan di belakang rumah dengan keadaan
dipasung. Keluarga mengatakan sudah dipasung sejak 3 tahun lalu dengan alasan
pasien dikhawatirkan akan mengganggu orang lain di sekitar rumah
Apa
tindakan yang harus dilakukan perawat pada kasus tersebut?
a.
Melepaskan
pasung
b.
Menyalahkan
keluarga
c.
Melaporkan
Dinas Kesehatan
d.
Memberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga
e.
Tetap
membiarkan pasien dipasung agar tidak melukai orang lain
Pembahasan:
Alasan Jawaban bukan A: Melepaskan pasung harus mendapatkan persetujuan dari keluarga
Alasan Jawaban bukan B: Menyalahkan
keluarga bukan merupakan tindakan yang tepat dan tidak akan menyelesaikan
masalah
Alasan Jawaban Bukan C: Melapor ke Dinas
Kesehatan bukan tindakan pertama yang dapat dilakukan oleh perawat
Alasan Jawaban D: Memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga akan meningkatkan pengetahuan keluarga dalam melakukan
perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.sehingga keluarga
tahu bahwa dipasung merupakan tindakan yang salah dalam penanganan pasien jiwa
Alasan Jawaban bukan E: Membiarkan pasien
dipasung merupakan tindakan yang salah dan tidak menyelesaikan masalah pada
pasien dengan gangguan jiwa
Kunci Jawaban: D. Memberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga
Referensi:
Stuart, Keliat & Pasaribu (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Elsevier
9. Seorang
laki-laki 17 tahun dilarikan ke UGD RSJ akibat melakukan percobaan bunuh diri
dengan memotong nadi menggunakan pisau. Tindakan pasien tersebut segera dihentikan
oleh keluarganya. Terdapat luka sayat di pergelangan tangan kanan.
Manakah tindakan yang harus segera dilakukan untuk menangani pasien
a. Observasi secara berkala
b. Jauhkan benda yang berbahaya dari pasien
c. Membina hubungan saling percaya dengan pasien
d. Atasi masalah fisik luka sayat akibat percobaan bunuh diri
e. Identifikasi penyebab, cara dan waktu pasien melakukan percobaan bunuh diri
Pembahasan:
Alasan Jawaban bukan A: Observasi secara berkala merupakan
tindakan lanjutan untuk mengetahui kondisi pasien
Alasan Jawaban bukan B: Menjauhkan benda
yang berbahaya bagi pasien merupakan upaya pencegahan agar pasien tidak
melakukan percobaan bunuh diri
Alasan Jawaban Bukan C: Membina hubungan
saling percaya merupakan upaya dalam meningkatkan kepercayaan diri pasien
terhadap perawat
Alasan Jawaban D: Mengatasi masalah luka sayat merupakan
tindakan awal yang tepat untuk mengatasi masalah yang muncul pada pasien
Alasan Jawaban bukan E: Mengidentifikasi
penyebab, cara dan waktu bunuh diri bukan tindakan awal saat bertemu pasien
namun merupakan tindakan untuk mengetahui dan mencegah percobaan bunuh diri
pasien
Kunci jawaban: D. Atasi masalah fisik
luka sayat akibat percobaan bunuh diri
Referensi:
Stuart, Keliat & Pasaribu (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Elsevier
10. Seorang
laki-laki 21 tahun dirawat di RSJ akibat marah-marah dan mencoba membunuh
ibunya. Keluarga mengatakan pasien mengalami seperti ini sejak 2 bulan lalu
akibat di PHK dari tempat bekerja. Hasil pengkajian menunjukkan pasien berbicara
sendiri, tatapan mata tajam, mengacuhkan lingkungan, tidak mampu merespon lebih
dari satu orang dan menarik diri.
Apakah Intervensi pertama yang harus dilakukan pada pasien dengan kasus diatas?
a. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan
b. Mengidentifikasi penyebab menarik diri pasien
c. Mengidentifikasi cara mengenali halusinasi
d. Mengenali tanda gejala perilaku kekerasan
e. Mengidentifikasi aspek positif pasien
Pembahasan:
Alasan Jawaban bukan A: Mengajarkan cara mengontrol
perilaku kekerasan merupakan intervensi untuk pasien dengan Perilaku Kekerasan
Alasan Jawaban bukan B: Mengidentifikasi penyebab menarik
diri merupakan intervensi untuk pasien dengan diagnose isolasi sosial: menarik
diri
Alasan Jawaban C: Pasien berbicara sendiri, mengacuhkan
lingkungan, melukai diri-sendiri dan tidak mampu merespon lebih dari satu orang
dan menarik diri merupakan tanda gejala dari halusinasi tahap 4. Jadi mengidentifikasi
cara mengenali halusinasi merupakan tindakan awal untuk pasien dengan diagnose
halusinasi
Alasan Jawaban bukan D: Mengenali tanda gejala Perilaku
Kekerasan merupakan tindakan awal untuk pasien Perilaku Kekerasan
Alasan Jawaban bukan E: Mengidentifikasi aspek positif
merupakan interenvensi untuk pasien harga diri rendah
Kunci
jawaban: C. Mengidentifikasi cara mengenali
halusinasi
Referensi:
Yusuf, A., Fitriyasari, R. and Nihayati, H. (2015) Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.